Rumah Adat Lampung Beserta Penjelasannya

Rumah Adat Lampung Beserta Penjelasannya

Lamban Pesagi (Lampung Barat)

Mengutip laman Patrawidya Kemdikbud, rumah lamban pesagi merupakan rumah adat yang ditetapkan sebagai situs rumah tradisional Pesagi berdasarkan UU RI No.5 Tahun 1992 oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. Lamban Pesagi merupakan rumah tradisional masyarakat Lampung yang masih tersisa dan menjadi aset warisan budaya yang harus terus dijaga keberadaannya.

Keunikan Rumah Adat Lampung

Foto: Rumah Adat Sumatera Selatan (Orami Photo Stock)

Selain sebagai cagar budaya, rumah adat Lampung memiliki keunikan yang membuatnya spesial dan berbeda dengan rumah adat provinsi lainnya.

Berikut ini daftar keunikannya.

Sukadana (Lampung Timur)

Berdasarkan laman Kebudayaan Kemdikbud rumah adat Sukadana ini terletak di daerah Sukadana, Lampung Timur. Rumah ini merupakan contoh rumah tradisional masyarakat Lampung. Arsitektur bangunan rumahnya dibedakan berdasarkan jenis menurut fungsinya. Seperti untuk tempat tinggal (disebut lamban), tempat ibadah, tempat musyawarah (balai adat), tempat untuk menyimpan benda-benda pusaka, dan juga tempat untuk menyimpan bahan makanan (lumbung).

Bentuk rumah adat, Sukadana ini dibuat dengan denah bujur sangkar atau pesagi ngehanyuk, dan yang berdenah empat persegi panjang disebut dengan mahanyukan. Biasanya, rumah tradisional Lampung menghadap ke arah jalan. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat lampung zaman dahulu memiliki keterampilan di bidang pertukangan.

Nah itulah pembahasan mengenai rumah adat Lampung yang bisa ketahui. Semoga bermanfaat ya detikers!

Bandar Lampung, IDN Times - Buat kamu warga Provinsi Lampung dan luar provinsi lain, sudah tahu belum kalau masyarakat adat Lampung punya beberapa jenis rumah adat?.

Masyarakat adat tergabung dalam dua kelompok adat yaitu Pepadun dan Saibatin ini, punya 5 jenis rumah adat. Masing-masing jenisnya terbagi berdasarkan etnis yang mendiami rumah tersebut, termasuk peruntukkan fungsi berbeda-beda.

Nah sungguh menarik kan? Yuk simak, IDN Times coba mengulas beragam jenis rumah adat milik masyarakat Provinsi Lampung.

Rumah jenis Nuwo Sesat seringkali disebut sebagai Sesat Balai Agung. Nuwu Sesat diartikan sebagai balai digunakan untuk melakukan berbagai kegiatan adat, semisal pertemuan para penyeimbang adat atau biasa disebut Purwatin.

Nuwu Sesat merupakan rumah panggung terbagi menjadi beberapa ruang dengan fungsi berbeda, diantaranya mulai dari Ijan Geladak (tangga miliki atap), Anjungan (ruang pertemuan), Ruang Paseban (tempat musyawarah), Ruang Tetabuhan (tempat penyimpanan alat musik tradisional), hingga Ruang Gajah Merem (tempat istirahat penyimbang).

Nuwou Balak adalah rumah memiliki struktur rumah panggung. Bahan bangunan utama pembuatan rumah ini berupa kayu mulai dari lantai, tiang, dinding hingga atap.

Selain itu, rumah jenis ini disebut juga dengan Balai Keratun yang dihuni oleh keluarga para kepala dan petinggi adat di lingkungan sekitar loh.

Nuwu Balak terbagi menjadi beberapa area seperti Lawang Kuri, Lapang Agung, Kebik Temen, Kebik Rangek, Kebik Tengah, hingga garang hadap (tempat mencuci kaki). Biasanya, dapur di rumah adat ini terletak pada bagian belakang rumah dan terpisah dari bangunan induk, tapi tetap ada penghubung berupa jembatan kecil mengarah ke dapur.

Baca Juga: Mengenal Rumah Adat Lampung Lamban Pesagi, Tangga dan Kamar Sarat Makna

Nuwo Lunik adalah rumah adat Lampung seringkali digunakan oleh masyarakat umum, itu dikarenakan memiliki model bangunan lebih simple dengan ukuran lebih kecil dibanding Nuwo Balak. Oleh karenanya, Nuwo Lunik identik lebih sederhana karena hanya memiliki beberapa kamar tidur.

Selain itu, rumah adat Nuwou Lunik tidak mempunyai beranda seperti rumah adat lain, kendati tetap terdapat bagian serambi dan tangga terletak berada pada bagian depan atau pintu masuk rumah.

Lamban pesagi merupakan rumah adat yang ditetapkan sebagai situs rumah tradisional Pesagi, ini berdasarkan Undang-Undang RI No.5 Tahun 1992 oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.

Lamban Pesagi merupakan rumah tradisional masyarakat adat Lampung yang masih tersisa dan menjadi salah satu aset warisan budaya harus terus dijaga keberadaannya.

Kediaman jenis ini lebih sering atau mudah dijumpai di Kabupaten Lampung Barat hingga Pesisir Barat.

Lamban Balak merupakan kepemilikan rumah adat dari kelompok Saibatin. Rumah adat jenis ini umumnya bisa ditemukan di wilayah pesisir Lampung seperti Pulau Tabuan, Kecamatan Cukuh Balak, Tanggamus.

Di zaman dahulu, Lamban Balak dibuat dengan atap ijuk dan lantainya berasal dari bambu atau papan. Kayu dipakai adalah kayu jenis klutum, bekhatteh, serta belasa. Sama seperti rumah adat pada umumnya, rumah ini berfungsi sebagai tempat tinggal.

Banyak hal positif mempelajari adat istiadat tiap daerah di Indonesia termasuk Provinsi Lampung. Apalagi rumah adat di Lampung ternyata ada beragam dan peruntukkan fungsi berbeda-beda.

Baca Juga: Rekomendasi Villa Nyaman dan Terkenal untuk Staycation di Lampung!

Rumah adat Lampung dikenal dengan sebutan Nuwo Sesat atau Balai Agung.

Dalam bahasa daerah setempat, "Nuwo" berarti rumah atau tempat tinggal dan "Sesat'" bermakna musyawarah.

Mengutip dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Nuwo Sesat adalah tempat pertemuan adat para perwatin (penyimbang) ketika mengadakan pepung adat (musyawarah).

Rumah adat Lampung ini terbentuk dari sejarah panjang masyarakat Lampung.

Yuk, Moms, simak keunikan rumah adat Lampung berikut ini!

Baca Juga: 7+ Makanan Khas Lampung yang Tidak Boleh Dilewatkan, Nikmat!

Rumah Adat Nuwou Sesat

Dilansir dari buku Mengenal Seni dan Budaya Indonesia oleh R Rizky dan T Wibisono, ciri khas rumah adat Nuwou Sesat adalah lambang garuda yang menjadi marga masyarakat Lampung. Bangunan ini berguna sebagai tempat musyawarah antar marga.

Bahan bangunan rumah adat tersebut sebagian besar adalah kayu. Bentuk rumahnya seperti panggung agar kokoh apabila terjadi gempa bumi sekaligus untuk menghindari serangan hewan.

Di bawah ini adalah ciri khas dari rumah adat Nuwou Sesat:

Luasnya Mencapai 100 Meter

Tak ada aturan minimal maupun maksimal saat mendirikan rumah adat Nuwo Sesat.

Meski demikian, mayoritas rumah adat memiliki ukuran yang sangat luas.

Hal ini karena selain dijadikan tempat tinggal, rumah adat Lampung dijadikan tempat berkumpul dan bermusyawarah.

Tentunya semakin besar rumah yang dibuat, maka akan semakin lapang dan nyaman bagi penghuninya.

Maka tak heran jika luas rumah adat Lampung bisa mencapai 100 meter.

Baca Juga: Mengenal 5 Motif Batik Lampung dan Filosofi di Baliknya

Jika dilihat dari topografinya, Nuwo Sesat berbentuk rumah panggung karena kondisi alam,...

Terdapat beberapa jenis rumah adat Lampung yang terkenal dan masih dilestarikan hingga saat ini. Masing-masing memiliki ciri khas dan fungsi yang berbeda-beda. Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai jenis-jenis rumah adat Lampung:

Nuwo Sesat, yang juga dikenal sebagai Sesat Balai Agung, merupakan salah satu jenis rumah adat Lampung yang paling ikonik. Nama "Nuwo" berarti rumah, sedangkan "Sesat" berarti adat. Jadi, Nuwo Sesat dapat diartikan sebagai rumah adat atau balai adat.

Fungsi utama Nuwo Sesat adalah sebagai tempat pertemuan dan musyawarah para pemimpin adat atau penyimbang. Bangunan ini biasanya memiliki ukuran yang cukup besar dan terdiri dari beberapa ruangan dengan fungsi khusus, antara lain:

Nuwo Sesat memiliki arsitektur yang megah dengan atap berbentuk limas atau segitiga. Ornamen ukiran yang indah menghiasi berbagai bagian bangunan, mencerminkan kekayaan seni dan budaya masyarakat Lampung.

Lamban Pesagi adalah jenis rumah adat yang berasal dari masyarakat Lampung Barat. Nama "Lamban" berarti rumah, sedangkan "Pesagi" merujuk pada bentuk denah rumah yang persegi.

Ciri khas Lamban Pesagi antara lain:

Lamban Pesagi biasanya terdiri dari beberapa ruangan seperti ruang tamu, kamar tidur, dapur, dan ruang keluarga. Rumah ini menjadi simbol kekuatan dan kebersamaan dalam budaya Lampung Barat.

Rumah adat Sukadana berasal dari daerah Lampung Timur. Bentuknya mirip dengan Lamban Pesagi, namun memiliki beberapa perbedaan yang signifikan. Ciri khas rumah adat Sukadana antara lain:

Rumah adat Sukadana biasanya terdiri dari ruang tamu, kamar tidur, dapur, dan ruang keluarga. Desainnya yang unik mencerminkan adaptasi masyarakat Lampung terhadap kondisi alam di wilayah mereka.

Nuwo Balak, yang berarti "rumah besar", adalah jenis rumah adat yang biasanya dimiliki oleh para pemimpin adat atau orang-orang terpandang dalam masyarakat Lampung. Bangunan ini memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan rumah-rumah lainnya dan sering digunakan sebagai tempat tinggal sekaligus tempat pertemuan.

Karakteristik Nuwo Balak antara lain:

Nuwo Balak biasanya memiliki beberapa ruangan seperti ruang tamu, ruang keluarga, kamar tidur, dan dapur. Rumah ini menjadi simbol status sosial dan kewibawaan pemiliknya dalam masyarakat Lampung.

Mahanyukan adalah jenis rumah adat yang berasal dari masyarakat Lampung Pesisir. Nama "Mahanyukan" berarti "mengalir", yang mencerminkan filosofi hidup masyarakat pesisir yang fleksibel dan adaptif terhadap perubahan.

Ciri khas rumah adat Mahanyukan antara lain:

Mahanyukan biasanya terdiri dari beberapa ruangan seperti ruang tamu, kamar tidur, dapur, dan ruang keluarga. Desainnya yang sederhana namun fungsional mencerminkan kearifan lokal masyarakat pesisir Lampung dalam beradaptasi dengan lingkungan mereka.

Rumah adat merupakan sebuah bangunan yang dibuat dengan ciri khusus unsur kebudayaan. Bangunan tersebut berfungsi sebagai tempat hunian atau lainnya dari satu generasi ke generasi selanjutnya pada masa dulu.

Di Provinsi Lampung, keanekaragaman budaya bisa dilihat dari rumah adatnya. Selengkapnya, berikut detikSumbagsel hadirkan 3 macam rumah adat Lampung dilansir dari berbagai sumber. Simak artikel ini hingga akhir, ya, detikers!

Rumah Adat Sukadana (Lampung Timur)

Menurut laman resmi Kemdikbud, rumah adat Sukadana terletak di desa Sukadana, Lampung. Arsitektur bangunan tradisionalnya dibedakan menurut fungsi, seperti tempat tinggal, tempat ibadah, balai adat, tempat menyimpan benda-benda pusaka dan lumbung.

Menurut strata kepemilikan, rumah adat Sukadana dibedakan menjadi tiga, di antaranya lamban balak milik penyimbang marga, lamban gedung milik penyimbang suku dan lambing milik masyarakat umum. Tipe rumahnya berdenah bujur sangkar dan besar.

Rumah Sukadana terbuat dari kayu dan umumnya menghadap ke arah jalan. Hal itu menunjukkan bahwa masyarakat Lampung pada masa lalu memiliki keterampilan di bidang pertukangan, khususnya kayu.

Nah, demikian penjelasan tentang tiga macam rumah adat Lampung. Semoga artikel ini menambah pengetahuan, ya, detikers!

Artikel ini ditulis oleh Felicia Gisela Sihite, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.

Memiliki beberapa jenis

Rumah adat Nuwo Sesat juga memiliki beberapa jenis yang masing-masing berbeda.

Rumah adat Lampung Nuwo Sesat ini dibedakan sesuai fungsinya masing-masing. Terdapat beberapa jenis Nuwow Sesat yakni Balai Agung, Nuwo Balak, dan Nuwow Lunik.

Mengenal Rumah Adat Sulawesi Utara dari Bentuk, Keunikan, Gambar, dan Penjelasannya

Bagian-bagian Rumah Nuwo Sesat

Melansir dari Mengenal Seni dan Budaya & Indonesia (2012) karya R. Rizky , T.Wibison, Nuwo Sesat berbentuk panggung dan terbuat dari kayu.

Salah satu ciri khas Nuwo Sesat ialah adanya lambang burung Garuda sebagai simbol marga masyarakat Lampung.

Rumah adat Lampung Nuwo Sesat ini terbagi menjadi beberapa bagian yakni:

Anjungan adalah serambi yang digunakan sebagai tempat pertemuan kecil.

Sedangkan pusiban merupakan ruang dalam rumah yang digunakan sebagai tempat bermusyawarah atau pertemuan resmi.

Ruang tetabuhan merupakan tempat menyimpan alat musik tradisional.

Ruangan ini digunakan untuk tempat istirahat untuk para penyimbang.

Ijan geladak adalah tanggal yang terletak di depan rumah dan dilengkapi dengan atap rumah adat yani Rurung Agung.

Baca Juga: Museum Lampung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuknya

Bertahan saat Letusan Krakatau

Dalam penelitian berjudul Rumah Tradisional Lamban Pesagi Lampung Barat, diceritakan bahwa pada abad ke-19, Gunung Krakatau meletus dan mengakibatkan banyak bangunan porak poranda hingga memakan ribuan korban jiwa.

Namun, terdapat rumah adat yang hanya mengalami sedikit kerusakan dan struktur bangunannya masih utuh.

Rumah adat yang masih kokoh tersebut ialah rumah adat Lamban Dalom dari Marga Balak di Kabupaten Lampung Barat.

Padahal, usia bangunan tersebut hampir 100 tahun.

Bahkan, sebagian besar rumah adat Nuwo Sesat pun hingga kini adalah bangunan asli yang sudah dibangun sejak sebelum abad ke-19.

Lantai rumah dari kayu

Keunikan lainnya yang bisa kamu temukan pada rumah adat satu ini yaitu pada lantai rumah yang terbuat dari material kayu khesi dan kayu bambu yang membuat material lantainya kuat dan kokoh.

Selain berfungsi sebagai lantai, kayu khesi dan bambu ini juga digunakan sebagai dinding dengan disusun sejajar.

Pintu dari rumah adat Lampung terbilang sangat unik karena rumah  dilengkapi dengan pintu  dari kayu yang dipotong dan disambung dengan engsel serta rangka besi yang membentuk balok ganda yang berukuran besar.

Sehingga untuk membuka pintu rumah ini dibutuhkan tenaga yang kuat. Selain itu, desain untuk jendela rumah adat ini juga dibuat sama namun dengan ukuran yang lebih kecil.